Thursday, January 26, 2012

CINTA UNTUK YANG SUDAH TIADA



Hari ini, Emil dan Chaca akan pergi belajar kerumah Airin. Mereka bertiga adalah sahabat. Meskipun baru saling kenal pada awal masuk SMU empat bulan lalu, tapi mereka sudah bisa dekat sebagai teman.

Airin mengajak Emil dan Chaca masuk ke kamarnya.

"Kamar kamu keren juga ya, Rin. Rapi, lagi." puji Chaca.
"Iya dong." sambut Airin. Kemudian ia melirik ke arah Emil yang celingak celinguk ga jelas.
"Kamu kok diem aja sih, Mil?" tanyanya kemudian.
"Ah, ga apa-apa kok." jawab Emil seperti orang gugup.

Emil sibuk memperhatikan seisi kamar Airin. Dan tiba-tiba, mata Emil tertuju pada sebuah foto yang tertampang dimeja belajar Airin. Emil menatap foto itu. Tapi Emil menjadi bingung, dadanya bergetar sangat kencang, dan perasaannya menjadi tidak karuan saat melihat foto sesosok laki-laki berbaju hitam dan sangat tampan itu. Dan spontan perasaan itu buyar saat Chaca datang mengejutkannya.

"Kamu kenapa, Mil?" tanya Chaca.
"Ga apa-apa kok." jawab Emil sekenanya. "Airin mana?" tanyanya.
"Airin lagi ngambil makanan di dapur." jawab Chaca.
"Oh."

Tak lama Airin datang dengan sepiring kue dan tiga gelas minuman dingin. Kemudian mereka segera fokus pada rencana awal mereka kerumah Airin, yaitu belajar.

Sejak melihat foto dikamar Airin hari itu, Emil selalu terbayang akan wajah yang diliatnya difoto itu. Tapi Emil tidak berani menanyakan pada Airin tentang siapa laki-laki yang ada di foto itu.

"Kok perasaan aku jadi kayak gini sih, abis liat foto itu? Cowok itu siapa ya?" Emil bertanya pada dirinya sendiri.

Hari berikutnya saat pulang sekolah, Emil dan Chaca kembali datang kerumah Airin. Kali ini karna mereka akan mengerjakan tugas kelompok.

Mata Emil kembali tertuju pada foto yang ada dikamar Airin itu. Airin dan Chaca menjadi bingung melihat gelagat Emil yang aneh seperti itu. Setiap ditanya "ada apa?" oleh Airin dan Chaca, Emil selalu menjawab "ga ada apa-apa!".

Malam harinya, Emil sampai tidak bisa tidur karena terus terbayang foto cowok itu. Kemudian, satu pertanyaan terlintas di benak Emil. "Apa aku jatuh cinta sama cowok di foto itu?". Kemudian kalimat sangkalanpun menggerayangi pikiran Emil. "Ah, ga mungkin! Masa cuma gara-gara terpesona liat fotonya, aku bisa langsung jatuh cinta?"

Hari-hari berikutnya berlalu hingga seterusnya. Emil tetap teringat pada wajah cowok itu. Padahal sudah berhari-hari tak melihat foto itu. Akhirnya, Emil memberanikan diri bertanya pada Airin saat dia dan Chaca, lagi-lagi mengunjungi rumah Airin.

"Rin, aku mau tanya sesuatu dong sama kamu."
"Tanya apa, Mil?"
"Foto cowok yang ada di meja belajar kamu tuh siapa sih? Pacar kamu ya?"
"Hah! Bukan kok, Mil. Itu foto alrmarhum kakak aku. Namanya Arya. Dia meninggal dalam sebuah kecelakaan di lima tahun yang lalu. Ka Arya ketabrak karena nolongin seorang anak kecil."

Emil pun langsung terdiam mendengar cerita Airin.
Apa? Jadi aku jatuh cinta sama orang yang udah meninggal lima tahun yang lalu?, kata Emil dalam hati.

Tiba-tiba pikiran Emil melayang pada hari di lima tahun yang lalu. Saat itu, umur Emil masih sepuluh tahun. Dia berlari-lari sendirian dijalan depan rumahnya. Dan dia melihat seekor kucing yang berbaring di tengah jalan. Emil kecil segera mendekat ke arah kucing itu, tanpa melihat ada mobil yang melaju kencang di depannya. Emil hampir saja tertabrak, jika bukan karena seorang laki-laki berseragam SMU yang mendorong tubuhnya ke tepi hingga dia bisa lolos dari tabrakan itu.

Tapi kemudian Emil menjerit. Anak laki-laki yang menolongnya itu, kini sudah terkapar berlumuran darah. Mobil itu menabraknya. Emil sangat ketakutan. Tapi dia tak bisa melihat wajah laki-laki yang menjadi malaikat penolongnya itu, karna wajahnya sudah berlumur darah. Emil hanya melihat, laki-laki itu menggenggam erat sebuah boneka mickey mouse.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Emil mendengar dari Ayah dan Ibunya yang sempat menjenguk anak laki-laki itu di rumah sakit, bahwa laki-laki itu meninggal.

Lamunan Emilpun buyar oleh panggilan Chaca yang bingung melihat Emil yang tiba-tiba terdiam.

"Kamu kenapa sih, Mil?" tanya Chaca.
Emil tak menggubris pertanyaan Chaca. Dia langsung beralih kepada Airin. "Rin, apa kakak kamu kecelakaan dijalan melati?" tanyanya.
"Iya. Kok kamu tahu sih, Mil?" tanya Airin.
"Kakak kamu bawa sebuah boneka mickey mouse yang lucu, pada hari kecelakaan itu." Emil tanpa sadar mengatakan itu.
" Iya. Boneka itu sebenernya mau dikasih sama Ka Arya ke aku, sebagai hadiah ulang tahun. Tapi..." Airin menangis mengingat kejadian itu.
"Maafin aku ya, Rin." kata Emil yang juga ikut menangis.
"Maaf untuk apa, Mil?" tanya Airin, bingung.
"Karena, aku orang yang udah bikin kakak kamu ketabrak dan meninggal." Emil benar-benar menyesal.
"Maksud kamu?" Airin mencoba meyakinkan ucapan Emil.
"Kakak kamu ke tabrak karena nolongin aku. Aku, anak kecil yang di tolongin kakak kamu, Rin. aku bener-bener minta maaf. Sampai sekarang aku masih dihantui rasa bersalah. Satu minggu setelah aku tahu tentang meninggalnya kakak kamu, aku datang kerumah kalian. Tapi ternyata, kaliannya udah pindah." Emil menangis sejadi-jadinya.
"Jadi kamu?" Airin memeluk Emil. "Udah lah, Mil. Ini bukan salah kamu kok. Aku dan keluarga aku, ga pernah marah sama kamu."
"Makasih ya, Rin." ujar Emil sambil menangis sesegukan.

Chaca yang tidak tahu apa-apa, menjadi bingung melihat tingkah dua sahabatnya. Emil pun berhenti menangis.

"Rin, tapi ada yang lebih parah lagi dari ini." Emil merasa bingung untuk mengungkapkan perasaannya.
"Apa?" tanya Airin.
"Waktu pertama kali aku kesini, dan liat fotonya ka Arya, aku langsung jatuh cinta sama dia." Emil tertunduk malu.
"Hah!" tak hanya Airin yang kaget mendengar ucapan Emil, tapi Chaca juga.

Detik berikutnya, mereka bertiga tertawa. Chaca yang tak mengerti apa-apa pun, tertawa geli dibuatnya.

Bayangin aja, Emil jatuh cinta sama orang yang udah lima tahun meninggal, katanya dalam hati.



-END-


RIKI BUKAN RIKO



Kesedihan Swita belum juga berakhir disatu bulan meninggalnya Riko. Riko adalah pacar Swita sejak mereka sama-sama kelas 2SMP. Sudah dua tahun lebih Swita dan Riko berpacaran. Satu bulan yang lalu, Riko meninggal karena penyakit Leukimia yang dideritanya sejak dua tahun belakangan. Swita tak pernah tahu kalau Riko menderita Leukimia. Sampai saat Riko meninggal dunia, orang tua Riko akhirnya mengatakan tentang penyakit Riko itu pada Swita.

"Kami mohon maaf, Swita." kata Mama Riko sambil menahan tangis. "Sebenarnya Riko mengidap Leukimia sudah cukup lama."
"Riko ga pernah bilang kalo dia mengidap Leukimia, Tante." akhirnya tangis Swita pecah. "Padahal kita udah pacaran lama."
"Sebenarnya tante mau bilang ini ke kamu, Ta. Tapi Riko melarangnya." Mama Riko memeluk Swita. "Katanya, dia ga mau kamu sedih." tambahnya.

Sejak hari meninggalnya Riko, Swita menjadi sering uring-uringan dan suka melamun. Selama satu bulan meninggalnya Riko, setiap hari sabtu, Swita selalu mengunjungi makam Riko. Entah sudah berapa banyak air mata tumpah di tanah makam Riko yang keluar dari mata Swita. Begitu hancurnya hati Swita saat menerima kenyataan bahwa orang yang sangat berarti untuknya itu, ternyata harus pergi selamanya. Bahkan Swita telah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa tak seorangpun bisa menggantikan posisi Riko dihatinya.

Suatu hari, Swita datang kerumah Riko untuk mengunjungi ibu Riko. Swita mengetuk pintu rumah itu. Dan seseorang membuka pintu itu. Swita terkejut melihat siapa yang membukakan pintu untuknya. Seorang laki-laki yang wajahnya sudah tidak asing lagi bagi Swita.

"Riko!" tanpa sadar Swita menyebut nama itu.

Laki-laki yang tadi membukakan pintu untuk Swita itu, hanya terdiam menatap Swita. Kemudian Ibu Riko datang.

"Swita, ayo masuk!" Ibu Riko mempersilahkan Swita masuk. Swita hanya terdiam dan terus menatap wajah laki-laki itu.
"Tante, dia siapa?" tanya Swita tanpa memalingkan tatapannya dari laki-laki itu.
"Loh, memangnya Riko ga pernah bilang tentang Riki?" Ibu Riko balik bertanya.
"Riki? Riko ga pernah cerita apapun sama Swita, Tante." Ibu Riko terdiam mendengar jawaban Swita.
"Emm begini Swita." Ibu Riko mulai bercerita. "Sebenarnya Riko punya saudara kembar, namanya Riki. Tapi Riki ini, sejak umur sepuluh tahun, sudah ikut tinggal dengan Omanya di Melbourne. Dan seminggu yang lalu, Oma meninggal. Jadi Riki kembali ke Indonesia. Sekalian menjenguk tante dan melihat makam Riko."
"Jadi kamu yang namanya Swita?" tanya Riki tiba-tiba.
"Lo tahu gue?" Swita sedikit terkejut mendengar pertanyaan Riki.
"Riko sering cerita tentang kamu sama aku, setiap aku dan dia chatting atau telfonan." jawab Riki.
"Ternyata banyak banget ya, hal yang ga gue tahu tentang Riko. Kenapa sih, hidup dia tuh penuh rahasia banget?" Swita terlihat kesal.
"Aku juga ga ngerti kenapa Riko mgerahasiain ini ke kamu. Tapi aku yakin Riko punya alasan untuk ini semua."

Riki sangat berbeda dari Riko. Riki adalah laki-laki yang ramah dan lembut. Sedangkan Riko adalah laki-laki yang sangat cuek, tapi begitu menyayangi Swita. Entah kenapa, saat melihat Riki, Swita langsung merasa suka. Mungkin karena wajah riki yang sangat mirip dengan Riko.

Hari-hari berikutnya, Riki dan Swita melawati waktu bersama. Riki meminta Swita untuk mengantarnya berjalan-jalan keliling kota Jakarta. Swita sudah kembali ceria seperti dulu, sejak pertemuannya dengan Riki.

Satu bulan berlalu, Riki harus kembali ke Melbourne untuk menyelesaikan pendidikan SMA nya yang masih tersisa satu tahun disana.

"Riki, aku mohon kamu jangan kembali ke Melbourne."
"Maaf Swita. Tapi aku harus kembali kesana. Untuk menyelesaikan study aku."
"Kenapa kamu ga pindah sekolah disini aja?"
"Prosesnya ribet, Ta."
"Aku ga mau kehilangan Riko buat yang kedua kalinya. Please jangan pergi, Riki."
"Apa maksud kamu?"
"Aku bisa kembali ceria karna kamu. Aku merasa, kamu adalah Riko aku. Dan aku ngerasa bahagia ngejalanin hari-hari sama kamu yang wajahnya mirip Riko. Jadi kalo kamu pergi, maka aku akan kehilangan Riko."
"Jadi kamu mau jalan sama aku, cuma karena wajah aku mirip Riko?"
"Iya. Sampai kapanpun, aku akan tetap menganggap kamu sebagai Riko aku."
"Kamu itu sama aja kayak Mama tau ga. Selalu menganggap aku ini Riko. Mama selalu memberikan aku semua hal yang disukai Riko. Padahal aku adalah Riki. Aku bukan Riko. Dan aku ga mau jadi bayang-bayang Riko. Aku nyesel datang ke Indonesia, tau ga."

Riki segera pergi setelah berbicara seperti itu pada Swita. Dan Swita menjadi sangat merasa bersalah akan itu semua. Dia berusaha untuk meminta maaf pada Riki di keesokan harinya. Tapi dia sudah terlambat. Riki sudah pergi ke Bandara, dan akan segera kembali ke Melbourne. Swita menceritakan semua yang dialaminya kemaren pada Ibu Riko. Dan Ibu Riko juga menjadi sangat merasa bersalah karna selalu menganggap Riki adalah Riko.

Setahun berlalu. Swita sesekali datang kerumah Riko untuk menanyakan tentang kabar Riki pada Ibunya. Tapi ternyata Riki tidak pernah memberi kabar, sejak hari kepergiannya kembali ke Melbourne. Swita semakin merasa bersalah dibuatnya.

Suatu hari, Swita mencoba mengikuti saran teman-temannya untuk chatting. Siapa tahu, bisa sedikit mengurangi beban perasaan dihatinya. Dan benar saja. Swita chatting dengan seseorang yang tak dia kenal, Swita menceritakan semua masalahnya pada orang itu. Termasuk masalah pada hatinya yang telah jatuh cinta pada kembaran pacarnya.

Sampai pada suatu ketika, mereka memutuskan untuk bertemu. Atau bahasa kerennya itu adalah Kopi Darat. Swita pun menyetujuinya. Dan mereka berjanji bertemu disuatu tempat. Swita begitu bersemangat untuk hari pertemuannya itu. Dalam hatinya tersirat, bahwa mungkin sudah saatnya dia melupakan Riko juga Riki, dan memulai hidupnya yang baru.

"Swita!" seseorang memanggil nama Swita. Swita pun langsung menoleh. Ternyata, yang memanggilnya itu adalah teman chatting-nya.
"Riki!" Swita begitu terkejut saat melihat wajah orang yang selama ini menjadi tempat curhatnya.
"Kok Riki? Aku pikir, pas kamu liat aku, kamu bakal sebut aku Riko." goda Riki.

Swita hanya tersenyum dan kemudian memeluk Riki. "Setahun ini, aku belajar untuk tidak terus terpuruk dengan kematiannya Riko. Aku sadar kalau Riko sudah meninggal. Dia ga mungkin lagi kembali."
"Lalu menurut kamu, siapa orang yang ada di depan kamu ini?" tanya Riki.
"Orang yang ada di depan aku ini, adalah orang yang aku cintai. Dia adalah Riki." Riki tersenyum mendengar jawaban Swita.
"Bukan Riko?" tanyanya lagi.
"Kamu Riki, kamu bukan Riko. Riko adalah masa lalu aku. Dan Riki adalah masa depan aku."



-END-

Wednesday, January 25, 2012

KUMPULAN PUISI 2






GOLDEN MEMORY


Jantungku berhenti sejenak
Saat dia berada dihadapanku
Senyuman emasnya
Membuatku sejenak terpaku
Hatiku seakan membeku
Saat mata indahnya menatap mataku
Akupun hanya diam membisu
Tanpa mampu mengungkap sesuatu
Saat ia telah berlalu
Aku tersadar dalam diamku
Pertemuan sekilas itu
Akan menjadi kenangan emas bagiku
Sebuah kenangan yang tak akan pernah aku lupakan
Seumur hidupku
Karna saat itu
Tatapan dan senyuman emasnya
Membuatku jatuh cinta

(Desember 2009)



CINTA PERTAMA


Saat awal aku bertemu dia
Aku merasakan satu rasa yang berbeda
Rasa yang begitu asing bagiku
Rasa rindu yang mendalam
Saat dia tak ada disampingku
Rasa itu tak pernah ada
Sebelum aku berjumpa dirinya
Mungkinkah ini cinta?
Aku telah jatuh cinta
Untuk pertama kalinya
Oh tuhan
Apakah ini yang dinamakan cinta?
Sungguh tak bisa diungkapkan dengan kata-kata
Perasaan cinta yang kini kurasa
Karna cintaku ini adalah cinta pertama

(Desember 2009)



DEAR DIARY


Dear diary,
Aku mencintainya
Dia cintaku yang pertama
Tapi aku menyakitinya
Aku menggores luka dihatinya
Karna aku tak tahu harus bagaimana,
Untuk ungkapkan apa yang ku rasa
Aku bingung dibuatnya
Hingga aku terpaksa masuk kedalam hidupnya
Dengan cara yang salah
Dear diary,
Aku terpaksa membohonginya
Aku hanya ingin melihatnya bahagia
Aku tak bermaksud membuatnya terluka
Ini semua karna aku terlalu cintainya
Mungkin setelah ini
Aku tak akan mampu lagi menatapnya
Karna hingga kini
Dia tak memberiku maafnya
Tapi aku tak menyesalinya
Bagiku,
Ini adalah pengalaman berharga
Dan aku tak boleh lagi mengulanginya

(Desember 2009)



ABADI DALAM HATI


Saat terindah dalam hidupku
Adalah saat aku bersamanya
Masa terindah dalam hidupku
Adalah saat aku menjadi sahabatnya
Rasa terindah dalam hidupku
Adalah saat aku jatuh cinta padanya
Dan hal yang berharga dalam hidupku
Adalah pernah mengenalnya
Walaupun kini dia telah tiada
Tapi semua kenangan tentangnya
Akan tersimpan abadi dalam hatiku
Untuk selamanya

(Oktober 2008)



HARUSKAH AKU MENGALAH


Tuhan,
Haruskah aku mengalah
Haruskah aku berhenti mencintainya
Haruskah aku merelakannya
Pada seseorang yang juga begitu mencintainya,
Seperti aku
Haruskah aku mundur
Haruskah aku mengubur semua
Semua rasaku padanya
Haruskah aku mengalah
Agar tak ada hati yang kecewa
Biarlah,
Biarlah aku yang mengalah
Karna aku tak ingin
Melihat orang-orang yang ku cinta
Terluka dan menderita

(Januari 2010)



AKU BENCI CINTA


Aku benci cinta
Mengapa cinta tak harus memiliki
Mengapa cinta harus bahagia
Melihat orang yang dicinta
Bahagia bersama orang lain
Mengapa cinta harus bertahan
Meskipun orang yang dicinta
Telah menggoreskan luka
Ini tak adil
Cinta terlalu menyakitkan
Tapi aku masih ingin meraskannya
Walaupun ini hanya khayalan
Yang tak pernah jadi kenyataan
Mengapa kenyataan ini
Memaksaku untuk melupakannya
Padahal aku begitu cinta

(Juli 2010)



HANYA UNTUKMU


Tahukah kau
Hanya untukmu aku menangis
Hanya untukmu aku tersenyum
Hanya untukmu
Aku rela mengorbankan semua
Bahkan untumu
Aku rela berkorban nyawa
Ini bukanlah satu kebodohan
Yang tidak pada tempatnya
Tapi ini adalah cinta yang sempurna
Dan hanya untukmu selamanya
Mungkin kau tak pernah menyadari ini
Tapi aku percaya
Bila kau memang cinta sejatiku,
Suatu saat kau akan menyadari
Ada seorang peri kecil
Yang setia menunggumu disini

(Juli 2010)



CINTA INI


Cinta ini,
Terlalu menyakitkan untuk dijalani
Cinta ini,
Telah menggoreskan luka dihati
Cinta ini,
Tak pantas dimiliki
Cinta ini,
Bisa membuatku mati
Oh cinta
Jangan tinggalkan aku sendiri
Aku telah lelah menanti
Aku ingin berhenti mencari
Dan aku ingin belajar melupakan
Cinta yang tak pasti ini

(Agustus 2010)



AKU MENYESAL


Aku menyesal menyayanginya
Aku menyesal jatuh hati padanya
Aku menyesal menunggunya
Aku menyesal
Mengharapkan cinta suci darinya
Jika waktuku harus dihabiskan untuk memujanya,
Izinkan ini menjadi lebih mudah
Tanpa membuatku kecewa dan menderita
Aku sakit saat menerima kenyataan
Cintaku bertepuk sebelah tangan
Tuhan
Ampuni kebodohan ini
Yang telah mengharap cinta yang tak pasti
Menunggu yang terus menyiksa hati
Menunggu yang akhirnya aku sesali

(September 2010)



BERUBAH


Semua kini sudah berubah
Dirimu bukan lagi kau yang dulu
Kau yang baik
Kau yang perhatian
Kau yang manis
Kau yang penuh kasih sayang
Kini sudah jauh berbeda
Aku telah kehilangan sosokmu yang dulu
Yang selalu menjaga dan melindungiku
Mengapa kau berubah sobat?
Adakah salahku yang membuatmu menjauh
Dan tak lagi inginkanku,
Menjadi bagian dari langkahmu
Kumohon maafkan aku
Kembalilah menjadi dirimu yang dulu

(November 2010)



PENCARIAN UNTUK CINTA SEJATI


Saat kau memutuskan untuk mencari cinta sejatimu
Maka kau harus siap
Melakukan banyak pengorbanan dan sejuta hambatan
Untuk cintamu yang abadi
Sakit hati akan menjadi hal biasa bagimu
Dia mungkin akan hancur
Bahkan hampir mati rasa
Tapi itulah akhir pencarianmu
Karna saat itu
 Seorang pangeran yang datang dari negeri cinta
Akan setia menjaga hatimu
Bersamanya
Selamanya

(November 2010)



DULU, SEKARANG, DAN KELAK


Dulu, disana kita pertama kali bertemu
Dulu, untuk pertama kalinya aku mengenalmu
Dulu, tak henti-hentinya aku memujamu
Dulu, adalah kenangan terindah bagiku
Itu dulu, itu hanyalah masa lalu
Sekarang, disana kita terakhir kali berteman
Sekarang, untuk pertama kalinya aku membencimu
Sekarang, tak henti-hentinya aku menghujatmu
Sekarang, adalah mimpi buruk bagiku
Inilah sekarang, inilah kenyataan
Kelak, disana aku akan menangis
Kelak, untuk pertama kalinya aku kembali mengingatmu
Kelak, tak henti-hentinya aku mengenang semua
Kelak, adalah sebuah penyesalan bagiku
Begitulah kelak, begitulah masa depan
Dulu, sekarang, dan kelak
Semuanya tetap tentangmu

(Maret 2011)



ADA MASANYA


Ada masanya
Sebuah kebersamaan berakhir perpisahan
Ada masanya
Yang dulu datang, akhirnya menghilang
Ada masanya
Rasa cinta berakhir pada kebencian
Ada masanya
Yang dulu begitu indah
Yang dulu begitu sempurna
Seketika sirna, dan hanya menjadi kenangan
Begitulah kisah kita
Tak akan selamanya,
Apa yang ada, tetap ditempatnya

(Juni 2011)



TAK ADA YANG LEBIH INDAH


Tak ada yang lebih indah
Dari hari-hari itu, sahabat
Meski kini itu semua hanya masa lalu
Kita melewati hari-hari bersama,
Hanya dalam hitungan waktu
Kau bilang kita akan selalu bersama
Kau bilang kita sahabat selamanya
Kau bilang kita adalah satu
Akan terus bersama tanpa batas waktu
Kau bohong!
Kini tak ada lagi masa itu
Semuanya hilang bersama waktu
Aku bahkan tak tahu dimana dirimu
Semua berubah seketika
Waktulah yang mengubah segalanya,
Menjadi hampa

(Mei 2011)



CINTA SEJATI ADALAH


Cinta sejati adalah
Yang kita cintai,
Dan mencintai kita dengan sepenuh hati
Cinta sejati adalah
Kesungguhan mencintai,
Bukan kepura-puraan
Cinta sejati
Bukan menunggu bertahun-tahun untuk dicintai
Tapi cinta yang sudah bertahun-tahun ada didekat kita

(Juni 2011)


KUMPULAN PUISI 1




KATAKAN


Katakan "suka"
Bila kau menyukainya
Katakan "sayang"
Bila kau menyayanginya
Katakan "benci"
Bila kau membencinya
Dan katakan "maaf"
Bila kau melukai hatinya
Katakanlah sebelum semuanya berlalu
Dan kau tak akan pernah mengatakannya
Katakanlah sebelum semuanya terlambat
Dan kau tak akan pernah tau jawabannya
Katakanlah,
Walau hanya dengan satu kata

(Juli 2009)



HILANG


Saat aku membuka mata
Semua terlihat begitu indah
Aku punya segalanya
Harta, sahabat, dan juga cinta
Namun,
Ketika aku menutup mata
Semuanya telah tiada
Hilang
Hilang tak berbekas
Andai waktu dapat ku ulang
Aku ingin semuanya kembali
Walaupun itu tak mungkin terjadi
Aku telah mati
Mengubur semua kenangan masa laluku
Dan disaat itu aku menyadari
Bahwa semuanya telah hilang
Hilang,
Untuk selamanya

(April 2007)



DIA


Dia
Andai dia tahu isi hatiku
Andai dia tahu aku menyayanginya
Pasti dia tak akan pergi meninggalkanku
Mengapa?
Mengapa harus terlambat untuk menyatakan cinta
Mengapa begitu sulit untuk ucapkan sayang
Padahal hati ini
Selalu mengagumi indah dirimu

(Mei 2008)




APA SALAHKU


Diantara mereka,
Tiada satupun yang mau berteman denganku
Aku tahu mereka membenciku
Sepanjang hari ku duduk sendiri
Tanpa seorangpun yang menghampiri
Terkadang ku menepikan air mata
Dalam hati bertanya
Apakah masih bisa aku tertawa
Dalam lamunanku aku berseru
Suatu tanda tanya besar dalam hatiku
Apa salahku
Selamanya aku akan sendiri
Tanpa seorangpun yang menemani
Suatu tanda tanya besar dalam hati
Yang tak akan pernah bisa aku mengerti

(April 2007)



YANG KAU RASA


Jika hati tak mampu bicara
Mengatakan bahwa kau cinta
Jangan salahkan hati,
Bila akhirnya kau kecewa
Mengecam pahitnya cinta
Karna terlambat mengatakannya
Hanya mampu memendam rasa
Tanpa ingin mengungkapkan
Apa yang kau rasa

(Agustus 2009)



APA BEGINI RASANYA


Apa begini rasanya
Dibenci oleh semua orang
Apa begini rasanya
Bila dikucilkan
Apa begini rasanya
Tidak mempunyai teman
Aku menangis aku bersedih
Disepanjang hariku
Dan disetiap waktuku
Selalu kutepikan air mataku
Oh tuhan
Apa begini rasanya
Hidup sendirian
Tiada teman disaat senang
Tiada sandaran disaat pilu
Oh tuhan
Hanya kepada-Mu aku mengadu

(April 2007)



KEMBALILAH CINTA


Biarlah memilih untuk pergi
Daripada hati ini terus tersakiti
Apakah mungkin sanggup untuk hidup begini
Oh cinta
Mengapa pergi secepat ini
Setelah hati ini menyadari
Telah tumbuh cinta dihati
Oh cinta
Bila suatu saat nanti kau kembali
Kan ku ungkapkan isi hati
Walau terlambat untuk dimengerti
Namun cinta dihati
Akan selalu menjadi kisah indah hidup ini

(Juni 2009)



YANG TELAH PERGI


Dia yang aku cintai
Dia yang aku sayangi
Dia yang memberi arti cinta sejati
Dia yang mengisi jiwa ini
Tapi,
Mengapa dia pergi
Pergi untuk selamanya
Pergi meninggalkan semua
Semua kenangan yang ada
Ada untuk selalu dikenang
Dikenang dan terus tersimpan
Tersimpan dalam hati
Hati yang mencintai
Mencintai dia yang telah pergi

(Juni 2009)



AKU INGIN TAHU JAWABANNYA


Hati ini selalu merindukannya
Diri ini selalu ingin bersamanya
Mata ini selalu ingin menatapnya
Bibir ini selalu ingin menyebut namanya
Bahu ini selalu ingin bersandar padanya
Tangan ini selalu ingin mendekapnya
Jemari ini selalu ingin membelainya
Apakah arti ini semua?
Mungkinkah in cinta?
Tapi,
Mengapa harus dia?
Oh tuhan,
Aku ingin tahu jawabannya

(September 2009)



SEPENGGAL KATA


Bagaimana harus tuliskan kata-kata indah
Sedangkan aku bukanlah pujangga
Aku tak bisa merangkai kata
Tidak bisa menuliskan perasaan
Pada sehelai kertas putih
Tidak mampu menuliskan keadaan hati
Untuk membuat sebait puisi
Yang bisa kuberikan untukmu
Hanya sepenggal kata cinta

(September 2009)



KARNA AKU CINTA


Menyukaimu ku ungkapkan
Karna aku cinta
Menyayangimu ku ucapkan
Karna aku sayang
Merindukanmu ku rasakan
Karna aku rindu
Namun,
Membencimu tak bisa ku lakukan
Karna aku cinta
Tak bisa lagi aku pungkiri
Rasa yang ada dihati
Rasa yang tak akan pernah mati
Walau hilang ditelan bumi
Karna aku tetap mencintai
Sampai nafas ini berhenti

(September 2009)



KESEMPATAN KEDUA


Diantara rintikan hujan
Aku bermimpi dalam keindahan
Tentang sebuah kesempatan
Yang tak akan mungkin diberikan
Aku menyadari kesalahanku
Aku tahu aku telah keliru
Aku telah membunuh perasaan itu
Dan membuatnya membenciku
Andai aku bisa kembali ke masa itu
Andai aku bisa mengulang detik itu
Aku berjanji tak akan menyakitimu
Tapi,
Aku tahu itu takkan mungkin
Tidak akan ada kesempatan kedua untukku
Karna detik dan masa itu
Kini telah berlalu
Dan semua itu adalah masa lalu

(November 2009)



CINTA SEJATI


Dalam untaian kasih
Tersirat sebuah bisikan hati
Tentang kisah indah cinta sejati
Yang abadi sampai mati
Namun itu hanya mimpi
Rasa itu kini telah mati
Dia telah pergi
Dan takkan mungkin kembali
Tapi jiwaku telah memilih
Bahwa hanya dia yang mampu mengisi hati
Dan memberi hidup pada jiwa ini
Jiwa yang dulu pernah mati
Kini dia telah kembali
Namun dia harus merasakan sakit hati
Karna cinta sejati yang kini telah pergi
Meninggalkan kenangan sedih
Tanpa menguntai cinta kasih
Yang ku damba selama ini
Mengapa ini harus terjadi
Apa aku tak boleh dicintai,
Mencintai,
Dan memiliki cinta sejati

(November 2009)



TATAPAN KOSONG PENUH ARTI


Dalam ruang kosong yang gelap
Aku tertegun dalam kegelapan
Tak ku temukan seberkas cahaya
Walaupun itu dari orang yang ku cinta
Mengapa semuanya sepi
Sunyi tanpa ada setitik kasih
Lamunanku pun kian jauh
Dalam diamku ku lihat
Sesosok bayangan bercahaya
Yang menyinariku dalam gelapnya malam
Dia berdiri dengan tatapan kosong
Menatapku tanpa arti
Membuatku diam tertegun
Hanya bisa memandang
Tanpa mampu mengucap kata
Dia hanya diam
Namun kini tatapannya penuh arti
Ia seolah menyuruhku untuk pergi
Pergi menjauh darinya
Tapi aku hanya diam
Saat bisa membaca arti dari tatapan kosongnya
Tuhan,
Bantu aku melupakannya
Bawa aku pergi menjauh
Jauh darinya
Karna hanya dengan cara itu
Aku bisa membuatnya berhenti membenciku

(Desember 2009)



TAK PASTI


Duduk sendiri dalam kesunyian
Mencari cinta yang telah hilang
Menyusuri kegelapan yang mencekam
Hanya untuk sebuah ketidakpastian
Menyanyikan senandung sedih
Yang mengisahkan keadaan hati
Mencari tanpa henti
Jawaban pertanyaan hati
Yang selalu menghantui diri
Karna tak menemukan titik pasti
Terlambat untuk disesali
Karna semuanya kini telah terjadi
Yang ku cari tak kutemukan lagi
Dan jawaban itu pun
Hingga kini tak pernah pasti

(Desember 2009)



UNTAIAN KATA


Dalam untaian-untaian kata
Tersirat sejuta makna
Mengisyaratkan sebuah rasa
Yang penuh arti cinta
Membawaku terbuai kedalamnya
Buaian kata demi kata
Yang mampu menyejukan jiwa
Jiwa yang haus akan cinta
Seolah membawaku ke alam surga
Keindahan yang ku rasa
Bukanlah sebuah fatamorgana
Melainkan sebuah hal yang nyata
Yang membuatku tak mampu untuk berbicara
Karna disetiap untaian katanya
Menggambarkan keindahan cinta

(Desember 2009)



UNTUK APA AKU HIDUP


Kenapa
Kenapa harus aku
Aku benci keadaanku sekarang
Aku benci dengan semua ini
Aku takut untuk lanjutkan hidup
Rasanya
Ingin ku akhiri hidupku
Tapi
Aku takut mati
Namun hatiku masih bertanya
Untuk apa aku hidup
Bila penderitaan selalu datang melanda
Andai kebahagiaan juga datang
Seperti penderitaan yang terus menerus datang padaku
Tapi aku sadar
Semua itu tak mungkin terjadi
Siapa aku ini
Aku hanyalah seorang pemimpi
Dan mimpiku
Tak akan pernah jadi kenyataan
Sampai kapanpun

(April 2007)



PUISI BUAT BUNDA


Ku tuliskan kata-kata indah
Ku syairkan untukmu wahai bunda
Dengarlah bundaku tercinta
Semua ini hanya untukmu
Puisi ini ku tulis sebagai tanda terima kasihku
Atas semua pengorbanan dan kasih sayang
Yang telah engkau berikan untukku
Sungguh, engkaulah yang terbaik
Kau pertaruhkan nyawamu untukku
Dan kau pertaruhkan jiwa ragamu
Kau lakukan itu demi aku
Betapa besar pengorbananmu
Semua itu tak akan aku lupakan seumur hidupku
Dan dengarlah wahai bunda
Ini puisi untukmu

(Maret 2006)



JALAN HIDUPKU


Bagaikan daun kering
Yang melayang tertiup angin
Itulah aku
Berjalan tanpa arah dan tujuan
Dan hanya berpegang teguh pada pendirian
Yang ku tahu, aku terus berjalan
Dan aku telah meninggalkan
Masa laluku yang kelam
Aku hanya ingin menyonsong masa depan
Walaupun aku tak tahu
Bagaimana masa depanku
Aku ingin bertanya
Tapi tak ada satu orangpun yang mau menjawab
Mereka hanya diam
Dan tak peduli padaku
Seakan aku hidup sendiri di dunia ini
Oh tuhan
Apakah ini
Jalan hidup yang harus aku lalui

(Januari 2008)

Monday, January 9, 2012

I LOVE YOU, KAK LANGIT



Alvin yg adalah seorang anak berumur 13 tahun, jatuh cinta pada Langit yang adalah anak SMA kelas 2 yang berumur 16 tahun. Usia Alvin yang belum seharusnya merasakan cinta, membuat Robin bingung dibuatnya. Karena Alvin jatuh cinta pada pacarnya, yaitu Langit. Sebagai kakak Alvin, Robin tidak ingin Alvin sakit hati. Karena itu, Robin membiarkan saja Alvin untuk dekat dengan Langit.

Alvin pertama kali jatuh cinta pada Langit, saat dia melihat Langit yang mengantarkan adiknya yang bernama Bintang kesekolah. Bintang adalah adik Langit yang berada satu sekolah dengan Alvin.

Tapi akhir-akhir ini, Robin menjadi sangat kesal pada perlakuan Alvin pada Langit. Setiap Langit datang kerumah mereka, Alvin selalu menyambutnya dengan berkata "I Love You, Kak Langit" sambil memeluk dan mencium pipi Langit. Langit tidak mampu berbuat apa-apa. Karena bila ia menolak apalagi marah akan perlakuan Alvin kepadanya, Alvin bisa sakit hati. Dan Langit tidak mau Alvin sakit hati dikali pertamanya jatuh cinta.

"Kamu cemburu?" tanya Langit pada Robin sore itu, saat mereka sedang makan bersama di sebuah Kafe.
"Ya ngga sih. Cuma risih aja liat pacar Aku di gituin." jawab Robin cemberut.

Tapi Langit malah tertawa. "Ayolah Bin, Alvin itu masih anak kecil. Dan ini pasti cuma Cinta Monyetnya doang. Nanti juga dia bakal nyadarin dan akan ngelupain perasaan dia sama Aku." katanya.

"Iya sih. Tapi kenapa coba, dia harus jatuh cintanya sama kamu? Padahalkan dia tau sendiri kalo Kamu itu pacar Aku." Robin masih tetap kesal.
"Jatuh cinta kan bisa sama siapa aja. Dan Aku juga mana tau kalo Alvin jatuh cintanya sama Aku." Langit berusaha untuk meyakinkan Robin.

Hari ini Langit akan menjemput Bintang disekolahnya. Dan Robin juga akan menjemput Alvin. Akhirnya mereka memutuskan buat makan siang sama-sama setelah menjemput kedua adik mereka.

Sampai di Restoran tempat mereka akan makan siang, Alvin segera mengambil tempat untuk duduk di sebelah Langit.

"Alvin, kok Kamu duduk disitu sih? Itukan tempat Aku." kata Bintang.
"Kamu duduk di sebelah Kak Robin aja deh. Biar Aku duduk disini." bujuk Alvin.
"Ngga mau ah. Kan yang Kakak aku itu, Kak Langit. Bukan Kak Robin. Kak Robin kan Kakak kamu, jadi kamu aja gih yang duduk disebelah dia." paksa Bintang.
"Iya, Vin. Kamu duduk sini aja sama Kakak. Biar Bintang yang duduk sama Kak Langit." Robin juga ikutan membujuk Alvin.
"Ah, ya udah deh." Akhirnya Alvin mengalah dan membiarkan Bintang yang duduk di sebelah Langit.

Setelah makan siang bersama, mereka pulang. Langit pulang bersama Bintang, dan Robin pulang bersama Alvin. Mereka pulang kearah yang berbeda.

Besoknya disekolah, Alvin menghampiri Bintang dikelasnya.

"Hai, Bintang." sapanya.
"Alvin, mau ngapain Kamu kesini?" tanya Bintang, sedikit curiga.
"Kamu kan adiknya Kak Langit. Mau ga aku mintain tolong buat ngasi surat ini sama Kak Langit?" Alvin menyerahkan sepucuk surat dengan amplop berwarna Pink pada Bintang.
"Surat apaan nih?" tanya Bintang sambil memperhatikan surat itu.
"Ada deh, mau tau aja. Pokoknya jangan lupa ngasihin surat ini ke Kak Langit ya." pinta Alvin.
"Ini surat cinta ya, Vin?" Bintang masih penasaran.
"Mungkin bisa dibilang begitu." jawab Alvin ragu.
"Wah keren. Boleh aku baca ga, Vin?" tanya Bintang.
"Eh, mana boleh. Itu surat kan buat Kak Langit, bukan buat kamu." jawab Alvin ketus.
"Ih, tapi kan aku pengen tau isinya, Vin. Ayolah. Boleh ya?" bujuk Bintang.
"Ngga boleh!"

Jawaban Alvin itu membuat Bintang menyerah dan memutuskan untuk mengabulkan permintaan Alvin untuk menyampaikan surat itu pada Kakaknya, Langit.

Sepulangnya Langit sekolah, Bintang segera menghampiri kamarnya untuk memberikan surat dari Alvin itu.

"Kak, ini ada surat buat Kakak." Bintang memberikan surat itu pada Langit.
"Surat? Dari siapa, dek?" tanya Langit bingung.
"Dari Alvin." jawab Bintang, yang kemudian pergi meninggalkan kamar Langit.

Langitpun segera membuka surat itu dan kemudian membacanya.

Didalam surat itu, Alvin menyatakan semua perasaannya pada langit. Dengan kata-kata polosnya yang membuat Langit tertawa membacanya. Alvin juga memberi pesan dalam surat itu, meminta Langit untuk menemuinya ditaman, sore ini.

Langit tak memberi tau Robin tentang surat itu dan tentang kebersediaannya untuk datang menemui Alvin ditaman pada sore ini.

Pukul empat, Langit segera beranjak pergi untuk menemui Alvin.

"Kakak mau kemana?" tanya Bintang.
"Mau jalan-jalan bentar ketaman." jawab Langit yang kemudian langsung pergi.

Sesampainya di taman, Langit melihat Alvin sudah menunggu di bangku taman. Dan Langit langsung menghampirinya.

"Selamat sore, Alvin." sapa Langit.
"Selamat sore, Kak Langit." Alvin membalas sapaan Langit dengan lembut.
"Ada apa kamu ngajakin Kakak kesini?" tanya Langit.
"Kak Langit udah baca surat Alvin?" Alvin tampak gusar.
"Udah." jawab Langit.
"Jadi gimana Kak?" tanya Alvin lagi.
"Gimana apa, Vin?" Langit belum mengerti maksud Alvin.
"Tentang surat itu." Alvin tak sabar mendengar jawaban Langit.
"Oh, suratnya bagus. Kamu berbakat bikin surat cinta. Lain kali, kamu ajarin Kak Robin ya. Soalnya dia payah banget kalo disuruh bikin yang begituan." jawaban Langit membuat Alvin kesal.
"Kakak lagi mempermainkan aku ya?" Alvin marah. "Jadi Kakak anggap, surat itu cuma mainan? Kak Langit jahat banget tau ga. Kakak pikir, perasaan aku ke kakak itu ga serius? Aku serius, Kak. Aku cinta sama Kak Langit."
"Tapi itu ga mungkin Alvin. Kamu itu masih kecil. Dan kamu juga tahu sendiri kan, kalo kakak itu pacarnya Kak Robin." Langit mencoba memberi pengertian pada Alvin.

Tapi Alvin tak bisa menerima. Dia sangat marah pada Langit, dan kemudian lari pergi meninggalkan Langit. Langitpun lalu mengejarnya, untuk tetap memberi pengertian pada Alvin.

Tapi disaat Alvin akan menyebrang jalan, sebuah mobil hampir menabrak Alvin. Untunglah Langit segera mendorong tubuh Alvin ke pinggir jalan. Dan Langitlah yang menjadi korban tabrakan itu.

"Kak Langiiitttt!" Alvin berteriak sangat keras saat melihat tubuh Langit yang terkulai berlumuran darah.

Robinpun datang dan mendapati Langit yang sudah terkapar tak berdaya. Dia yang dibantu oleh orang-orang disitu, menggotong Langit kemobilnya dan segera membawa Langit kerumah sakit. Robin mengetahui bahwa Langit ada ditaman, dari Bintang. Dan Alvin hanya terdiam dipinggir jalan itu.

Sudah dua minggu setelah kejadian itu, Langit belum juga sadar dari komanya. Selama itu, Alvin tidak pernah berani menampakan mukanya untuk menjenguk Langit. Alvin benar-benar merasa bersalah. Sedangkan Robin selalu setia disamping Langit, untuk merawatnya dan menemaninya disetiap hari-hari Langit terbaring dirumah sakit.

Satu bulan berlalu, Langit belum juga siuman. Akhirnya Dokter dan Keluarga Langit sepakat untuk membawa Langit berobat ke Australia. Dan Robin memutuskan untuk ikut. Dia akan meneruskan SMA nya disana. Semua keluarga Langit ikut, kecuali Bintang. Dia ingin tetap disini. Alvin tak mengetahui tentang rencana itu, sampai hari keberangkatan mereka ke Australia. Bahkan, untuk menatap Langit seperti dulupun, Alvin tak mampu.

Dua tahun berlalu. Akhirnya Langit dan Robinpun kembali. Dan kini langit sudah sembuh seperti sedia kala. Sekarang Alvin sudah menjadi anak SMA. Langitpun memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya yang dulu tertunda. Alvin dan Langit berada dalam satu sekolah. Awalnya, Alvin masih takut untuk menemui Langit. Tapi Langit berusaha memberi pengertian. Dan Alvin menyetujui jika mereka menjadi teman.

Alvin sudah bisa memahami dan mengerti akan perasaan Langit. Dia sadar bahwa apa yang dulu dia rasakan itu memang hanya cinta monyet. Tidak sama seperti besarnya cinta Robin untuk Langit yang selama dua tahun ini begitu setia menjaga dan menemani Langit melewati hari-harinya yang berat.

"I Love You, Kak Langit." Langit terkejut mendengar kata-kata Alvin itu. "Tapi aku sadar, kakak bukan untukku. Dan seseorang telah menyadarkanku, bahwa cinta bukan sekedar kata "I Love You" tapi lebih kepada sejauh mana kau bisa menjaga cinta itu agar dia tak sakit. Agar dia bisa merasa nyaman, menjadi bagian dari perasaanmu."
"Siapa orang yang udah menyadarkan kamu itu?" tanya Langit.
"Bintang." jawab Alvin.



-END-

Saturday, January 7, 2012

KUTUKAN UNTUK SANG PLAYGIRL



Kesempurnaan mungkin hanya milik Zhie. Dia tajir, cantik, punya banyak teman, dan bisa dengan mudah memilki apa saja yang dia inginkan. Cowok mana yang tidak ingin menjadi pacarnya. Bermodalkan semua yang dia punya, dengan gampangnya setiap minggu  atau bahkan setiap hari Zhie selalu bergonta ganti pacar.

Sang Playgirl. Itulah julukan untuk Zhie yang di berikan oleh teman-temannya. Tak sekalipun Zhie pernah jatuh cinta pada semua mantan-mantan pacarnya. Cowok-cowok itu hanya mainan bagi Zhie. Dan Zhie bisa dengan gampang membuangnya jika ia sudah bosan.

Suatu hari, Zhie ditantang oleh teman-temannya untuk menyatakan cinta pada Aldo. Seorang cowok culun dari kelas XI IPA 1. Dan setelah itu Zhie harus memutuskannya.

"Ok. gue terima tantangan Lo semua. Ini adalah tantangan yang paling mudah buat Gue." kata Zhie dengan sombongnya.
"Tapi Zhie, asal Lo tau aja ya. Walaupun si Aldo itu cupu. Tapi dia ga mudah buat ditakhlukin." kata seorang teman Zhie.
"Lo ngeraguin kehebatan Gue? Denger ya, selama ini seorang Gue ga pernah gagal ngedapetin apapun yang Gue mau." Zhie semakin tertantang.
"Ok. Kalo gitu Lo harus buktiin itu ke kita."

Zhie dan teman-temannya menghampiri Aldo yang sedang makan di kantin.

"Hay Aldo." sapa Zhie.
"Eh, hai Zhie." jawab Aldo gugup.
"Gue boleh kan duduk disini?" pinta Zhie.
"Oh boleh kok. Silahkan!" Aldo mempersilahkan Zhie duduk.

Zhie melirik ke arah teman-temannya.

"Ehm. Do, Lo mau ga jadi cowok Gue?"
"Apa? Cowok Kamu?"
"Iya. Mau apa ngga?"

Aldo berfikir sejenak, lalu menatap Zhie dengan gugup.

"Iya, aku mau!" jawabnya.
"See." kata Zhie sambil melihat kearah teman-temannya. "Gue menang!"
"Apa maksudnya?" tanya Aldo.
"Aldo sayang, maaf banget yaa. Kita putus!" kata Zhie dengan gampangnya.
"Apa?" Aldo terkejut mendengar ucapan Zhie.
"Lo itu cuma Gue jadiin barang taruhan Gue sama temen-temen Gue. Dan Gue menang. Jadi makasih banget ya Do. Berkat Lo, Gue bisa nunjukin ke mereka kalo Gue itu emang hebat!"

Anak-anak yang ada di kantin tertawa melihat kejadian itu. Mereka manyoraki Aldo. Zhie segera beranjak pergi dari tempat Aldo. Tapi Aldo berteriak ke arahnya. Dan itu membuat seluruh anak dikantin terdiam.

"Zhie, Ini ga akan selamanya. Suatu saat, Kamu akan mendapatkan balasan atas perbuatan Kamu yang udah mempermainkan cinta. Bukan karma, hanya sebuah akibat kecil atas semua yang udah Kamu lakuin sama mantan-mantan cowok Kamu itu. Jika ada hukuman yang lebih dari itu, Aku harap ga akan terjadi sama Kamu."

Setelah mengatakan itu, Aldo kemudian langsung pergi. Zhie tak menanggapi ucapan Aldo.

"Zhie, jangan-jangan ucapan Aldo itu adalah sebuah kutukan buat Lo."
"Apaan sih Lo semua. Hari gini masih percaya sama yang begituan."
"Tapi Zhie, Aldo tuh ga pernah semarah itu sebelumnya. Dan kata-katanya itu nyeremin banget. Aneh!"
"Denger ya, itu tuh cuma kata-kata biasa yang di ucapin orang kalo mereka lagi marah. Jadi ya ga ada yang istimewa apalagi Aneh, dari kata-kata yang tadi diucapin sama Aldo."

Zhie dan teman-temannya kemudian pergi meninggalkan kantin. Tak sedikitpun perasaan bersalah tersirat dari wajah Zhie. Tapi teman-teman Zhie tetap menganggap kalo kata-kata Aldo adalah merupakan kutukan untuk Zhie. Kutukan yang suatu saat akan membuat Zhie hancur.

Dan tak selang berapa lama, yaitu tujuh hari setelah kejadian itu, Zhie bertemu dengan seorang cowok bernama Reno. Saat bertemu dengan Reno, Zhie langsung jatuh cinta. Reno adalah anak baru yang pindah ke sekolah Zhie. Zhie langsung mengejar-ngejar Reno. Tapi Reno justru tidak menghiraukan Zhie. Dan Zhie sangat kesal akan hal itu.

"aarrgghh sial."
"Lo kenapa Zhie? Baru kali ini Lo bilang kalo Lo tuh sial."
"Itu, si Reno nyuekin Gue. Padahal Gue kurang apa sih. Kenapa Gue ga termasuk dalam tipe cewek idamannya dia."
"Waw! Baru pertama kali loh Zhie, ada cowok yang nolak Lo."
"Iya. Padahal baru pertama kali ini Gue ngerasain jatuh cinta sama cowok. Tapi cowok itu malah nyuekin Gue."
"Udah tenang aja. Bukan Zhie dong namanya, kalo nyerah gitu aja."
"Iyalah. Gue ga bakalan nyerah sampai Gue bisa ngedapetin dia.

Roda kini mulai berputar. Dulu Zhie bisa mendapatkan cowok manapun yang dia mau. Tapi sekarang, Zhie dengan susahnya mengejar-ngejar cowok yang dia suka.

Zhie begah dengan gaya Reno yang tidak memperdulikan dia. Akhirnya, hari itu Zhie mencoba untuk menyatakan cintanya pada Reno di depan semua anak di kantin.

"Reno, Gue suka sama Lo. Apa Lo mau jadi cowok Gue?"
"Sorry, tapi Gue ga suka sama Lo. jadi Gue ga mau jadi cowok Lo."

Reno langsung pergi setelah mengatakan itu. Zhie hanya terdiam. Semua anak-anak yang ada dikantin, menertawakannya. Teman-teman Zhie berusaha untuk menenangkan Zhie.

Kini Zhie sudah menyadari semua perbuatannya. Tapi Zhie tetap tak menganggap bahwa apa yang terjadi padanya ini adalah kutukan dari Aldo. Zhie menganggap bahwa ini adalah sebuah pelajaran untuknya. dan juga sebagai akibat dari sebab yang ia perbuat. Zhie meminta maaf pada Aldo. Aldopun menerima permintaan maaf  Zhie, dan mereka menjadi teman.

"Gue udah ngerasain karma dari perbuatan Gue, Do."
"Zhie, ini bukan karma. Hanya sebuah akibat kecil yang harus Kamu terima dari apa yang sudah Kamu perbuat di masa lalu. Tapi percayalah Zhie. Kamu bisa lebih baik, kalo Kamu mau berubah."
"Iya, Do. Gue bakal berubah. Lo mau kan ngebantuin Gue?"
"Pasti."




-END-

CINTA SHE UNTUK HE, CINTA HE UNTUK MISS JESSI



Suasana gaduh dikelas Vie, sudah bukan hal baru bagi seluruh penghuni sekolah. Setiap ada jam pelajaran kosong, kelas yang berada tak jauh dari ruang guru itu selalu riuh oleh sorak sorai teman-teman kelas Vie. Tapi kegaduhan itu berhenti saat mata pelajaran bahasa inggris yang diberikan oleh Miss Jessi dimulai. Semua murid seolah terhipnotis oleh kedatangan Miss Jessi. Terutama Raykal. Tak pernah dalam pelajaran lainnya, Raykal terlihat begitu tenang dan duduk manis sambil mendengarkan pelajaran yang diberikan. Tentu saja. Miss Jessi adalah guru yang cantik, lembut, dan ramah. Semua murid cowok disekolah Vie, sangat mengidolakan Miss Jessi. Dan sangat bertolak belakangdengan para murid cewek, terutama Vie.

Disekolah, siapa yang tidak tahu sikap dan kelakuan Vie. Vie adalah cewek tomboy, cuek, dan doyan berantem. Dia jatuh cinta pada Raykal, yang kelakuannya tidak jauh berbedea darinya. Tapi Raykal sama sekali tidak mencintai Vie. Sikap dan kelakuan Vie, membuat Raykal merasa nyaman hanya dengan menjadi teman saja. Vie sering marah-marah dan kesal sendiri setiap Raykal menceritakan tentang kekagumannya pada guru cantik yang baru berumur 23 tahun itu.

Pada suatu hari, Vie berjalan terburu-buru menuruni anak tangga. Dan tak sengaja menabrak Miss Jessi yang sedang keberatan membawa tumpukan buku sambil menaiki tangga. Miss Jessi kehilangan keseimbangannya dan jatuh terguling dari tangga. Dan jatuhya Miss Jessi, tepat didepan Raykal yang kala itu juga akan menaiki tangga yang sama.

"Miss Jessi." Raykal berteriak.

Vie segera datang mendapati Miss Jessi yang kepalanya sudah berlumuran darah. Vie merasa sangat bersalah. Ia tak kalah paniknya dengan Raykal, karena melihat keadaan Miss Jessi. Anak-anak yang lain langsung berkerumun untuk melihat Miss Jessi.  Raykal menatap Vie dengan tatapan sinis.

"Lo keterlaluan Vie!" Raykal mendorong tubuh Vie sampai terpental ke tembok.
"Gue ga sengaja, Kal." Vie kesakitan.
"Alah, dasar Lo! Gue tau kalo dari dulu Lo ga suka kan sama Miss Jessi. Tapi jangan sampai sejauh ini dong Vie." Raykal sangat marah dan langsung menggotong tubuh Miss Jessi ke mobilnya, untuk segera di bawah kerumah sakit.

Vie hanya terdiam, lalu setetes demi setetes air mata jatuh di pipinya. Anak-anak yang lain juga menatapnya sinis. Tak ada yang berbelas kasih, untuk menenangkannya. Vie jelas menyadari bahwa kini Raykal sudah membencinya karena Vie dianggap telah sengaja mendorong Miss Jessi sampai jatuh.

Pada jam pulang sekolah, Vie memberanikan diri datang kerumah sakit tempat Miss Jessi dirawat, untuk menjenguk Miss Jessi dan menjelaskan semuanya pada Raykal. Tapi Raykal malah membentak dan mengusir Vie.

"Kal, Gue bisa ngejelasin semuanya. Lo harus dengerin Gue dulu."
"Ahh ga perlu. Dan Gue juga ga punya waktu buat ngedengerin orang jahat kaya Lo. Sekarang mendingan Lo pergi dari sini, Vie."
"Tapi Kal..."
"Denger ya Vie, mulai hari ini, Lo bukan temen Gue lagi. Dan Gue udah benci banget sama Lo. Jangan pernah tampakin muka Lo lagi didepan Gue."

Raykal mendorong Vie keluar dari kamar Miss Jessi. Vie tak bisa menahan air matanya yang terlanjur keluar deras. Ia menangis menerima kenyataan yang harus ia alami. Orang yang sangat dia cinta, kini bahkan sangat membencinya. Vie kemudian pergi sambil terus menangis. Dia berlari keluar Rumah Sakit, sampai tanpa ia sadari ada sebuah mobil yang melaju kencang didepannya. Vie tak bisa lagi menghindar, dan mobil itu menabraknya. Tubuh Vie terpental cukup jauh.

Setelah kejadian itu, Vie tak sadarkan diri selama 2 hari. Dan dalam waktu 2 hari itu, tak pernah sekalipun Raykal datang untuk menjenguk Vie. Saat tersadar dari tidur panjangnya, Vie merasakan hal aneh pada pada kakinya. Vie tidak bisa menggerakan kakinya. Kakinya seperti kaku dan tidak berasa apa-apa. Dia Lumpuh. Vie sangat terkejut dan tidak bisa menerima kenyataan yang terjadi pada kakinya, kini. Dia merasa hidupnya telah hancur, sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Akhirnya keluarga Vie membawanya untuk pindah ke Singapore. Selain untuk penyembuhan pada kakinya, Vie juga berencana untuk tinggal disana selamanya. Karena itu adalah permintaan Raykal. Menginginkan Vie pergi jauh darinya. Vie pergi tanpa berpamitan pada teman-temanya. Dia hanya menitipkan sepucuk surat pada seorang teman kelasnya, untuk Raykal.

Begitu surat itu sampai ditangannya, Raykalpun segera membaca surat itu.

"Raykal, sungguh aku tidak sengaja membuat Miss Jessi (orang yang kau cintai) terluka. Tapi aku minta maaf karena memang aku yang telah menyebabkannya jatuh. Sampai kapanpun, aku akan selalu menganngapmu sebagai sahabatku. Dan ada satu hal lagi yang ingin ku katakan padamu. Bahwa aku "Mencintaimu". Selamat tinggal Raykal.

Vie

"Maafin Gue Vie. Sekarang Gue udah tau semuanya. Semua ini bukan salah Lo. Miss Jessi udah ngejelasin semuanya sama Gue."

Raykal sangat sedih membaca surat Vie. Ia menangis. Menyesali semua perbuatan dan kata-kata yang terlontar dari mulutnya kepada Vie.

Kini Miss Jessi sudah sembuh dan kembali mengajar untuk yang terakhir kalinya. Karena Miss Jessi memutuskan untuk pindah mengajar ke sekolah lain.

" Raykal, cinta tak harus memiliki. Meskipun itu menyakitkan dan tak adil, tapi kamu harus tetap menerimanya. Itu kenyataan yang harus kamu jalani. Dan Vie mungkin sudah menyadari itu. Walaupun Vie mencintai kamu, tapi ia sadar bahwa kamu bukan untuknya. Maka kamu juga harus bisa seperti Vie. Karena saya, tidak bisa membalas cinta kamu."

Itulah kata-kata terakhir yang terlontar dari mulut Miss Jessi kepada Raykal sebelum dia pergi meninggalkan sekolah.

Raykal telah kehilangan 2 orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Kini Raykal hidup dalam kesendirian, begitupun Vie. Mereka bisa menerima kenyataan pahit yang harus mereka jalani. Mereka berharap, suatu saat mungkin takdir akan menunjukan suatu kenyataan yang berakhir bahagia.





-END-